Sistem Ekskresi Pada Manusia
Sistem Ekskresi pada Manuisia
Manusia menghasilkan
zat sisa yang
tidak diperlukan oleh tubuh seperti
urine, keringat, gas CO2, urea, asam urat dan bilirubin. Zat sisa tersebut harus
dikeluarkan karena apabila menumpuk
dalam tubuh menimbulkan penyakit, bahkan kematian.
Lalu, bagaimanakah proses pengeluaran zat sisa tersebut? Berikut ringkasan
materi tentang pengeluaran zat sisa manusia. Yuk, pelajari sama – sama.
a. Ginjal
● Ekskresi adalah proses pengeluaran zat sisa metabolisme yang tidak diperlukan tubuh. Ekskresi diperlukan tubuh agar zat sisa metabolisme tidak meracuni tubuh. Organ eksresi manusia ada 4 yaitu ginjal, kulit, paru – paru dan hati. Berikut ilustrasi organ – organ ekskresi
● Ginjal adalah organ ekskresi
yang berperan penting
karena membuang sisa metabolisme melalui urine;
berfungsi menyaring darah
yang mengandung zat sisa metabolisme
dari sel di seluruh tubuh; terletak di kanan dan kiri tulang pinggang;
Ginjal kiri letaknya lebih tinggi dari ginjal kanan;
berwarna merah karena mengandung banyak darah.
● Nefron adalah
unit
utama
penyusun ginjal;
berperan penting dalam penyaringan darah; terdiri atas komponen penyaring (badan malpighi)
yang dilanjutkan saluran – saluran
(tubulus). Setiap badan malpighi mengandung gulungan kapiler darah yang disebut glomerulus yang berada dalam
kapsula bowman. Berikut struktur badan malpighi :
● Medula renalis tersusun atas saluran – saluran yang merupakan kelanjutan dari badan
malpighi dan saluran
yang ada di korteks renalis; saluran
– saluran tersebut yaitu tubulus proksimal, lengkung henle,
tubulus distal dan tubulus kolektivus. Lengkung
henle adalah ginjal yang
melengkung pada daerah medula yang menghubungkan tubulus proksimal dan tubulus
distal.
● Pelvis renalis berfungsi
menampung urine sementara
sebelum dikeluarkan melalui ureter. Tahapan ekskresi
ginjal ada 3 yaitu filtrasi,
reabsopsi dan augmentasi.
● Filtrasi
: adalah tahap
pembentukan urine primer. ketika
darah masuk ke glomerulus, tekanan darah tinggi
sehingga mendorong air dan zat – zat yang memiliki ukuran kecil keluar
melalui pori – pori kapiler dan menghasilkan filtrat. Cairan hasil penyaringan disebut filtrat, tersusun atas urobilin, urea, glukosa, asam
amino, air, asam amino, natrium,
kalium, kalsium dan klor.
● Selanjutnya, filtrat disimpan sementara di kapsula bowman dan merupakan urine
primer. Darah dan protein tetap di
kapiler darah karena tidak dapat menembus pori – pori glomerulus. Berikut
proses filtrasi :
● Reabsorpsi : urine
masuk
ke
tubulus
proksimal
dan
terjadi penyerapan kembali (reabsopsi). Glukosa, asam amino,
kalium dan zat – zat yang masih diperlukan tubuh diangkut
ke dalam sel kemudian ke kapiler darah dalam ginjal. Urea hanya
sedikit yang diserap kembali. Berikut proses reabsorpsi :
● Hasil dari reabsorpsi yaitu urine sekunder
yang mengandung air, garam, urea dan urobilin. Urobilin memberi warna kuning, urea menyebabkan
bau pada urine. Selanjutnya, urine sekunder mengalir melalui lengkung henle menuju tubulus
distal. Di lengkung
henle, air dalam urine sekunder juga di reabsorpsi.
● Augmentasi :
pada
tubulus
distal
terjadi
proses
augmentasi yaitu pengeluaran zat – zat yang tidak
diperlukan dalam urine sekunder.
Urine sekunder dan zat – zat sisa inilah disebut urine sesungguhnya.
Selanjutnya, urine disalurkan ke pelvis
renalis kemudian keluar ginjal melwati ureter dan menuju kandung kemih untuk
disimpan sementara.
● Kandung kemih memiliki dinding elastis, mampu meregang untuk menampung urine 0,5 L. Urine keluar dari kandung kemih karena adanya tekanan dalam kandung kemih berupa sinyal yang menunjukkan kandung kemih penuh. Sinyal tersebut memicu kontraksi otot perut dan otot – oto kandung kemih yang menyebabkan urine keluar tubuh melalui urethra.
● Berikut sistem pembentukan urine :
b. Kulit
● Kulit berfungsi membentuk dan mengeluarkan keringat; melindungi jaringan dibawahnya dari kerusakan karena gesekan, penyinaran, kuman penyakit, zat kimia berbahaya; mengurangi kehilangan air, menjaga suhu tubuh dan menerima rangsang dari luar. Keringat berfungsi mengeluarkan zat sisa metabolisme dan menjaga suhu tubuh
● Kulit terdiri
dari 2 lapisan utama yaitu kulit ari (epidermis) dan kulit janggat
● Epidermis adalah lapisan kulit paling
luar; tersusun atas sel – sel epitel yang mengalami kertinisasi; terdapat pembuluh
darah dan serabut saraf; terdapat stratum korneum
(lapisan kulit mati, selalu mengelupas) dan stratum
granulosum (mengandung pigmen melanin). Dibawah stratum
granulosum, terdapat stratum germinativum.
● Stratum
germinativum terus
menerus
membentuk sel
–
sel
baru menggantikan sel – sel kulit yang
terkelupas.
● Lapisan
dermis
:
terdapat otot
penggerak rambut, pembuluh
darah,
pembuluh limfa, saraf, kelenjar minyak (glandula sebaceae) dan kelenjar minyak (glandula
sudorifera). Kelenjar keringat berbentuk seperti pembuluh
panjang, pangkalnya menggulung,
berhubungan dengan kapiler darah dan serabut saraf.
● Serabut saraf
meningkatkan
kerja
kelenjar
keringat,
memicu
produksi
keringat. Keringat menyerap
air, ion – ion, NaCl dan uera dalam darah yang dikeluarkan
melalui pori – pori kulit.
● Lapisan hipodermis (subkutan) adalah lapisan yang terdiri dari kumpulan
jaringan ikat yang berfungsi melekatkan kulit pada otot, terdapat
banyak jaringan lemak sehingga juga berfungsi mengatur suhu tubuh.
c. Paru
– paru
● Paru – paru adalah
organ ekskresi yang mengeluarkan sisa metabolisme
berupa CO2 dan H2O. O2 yang masuk alveolus
berdifusi memasuki kapiler darah yang mengelilingi alveolus, kemudian darah mengikat O2 dan diangkut
ke jaringan tubuh. CO2 berdifusi berlawanan arah dengan
O2, darah mengikat CO2 untuk dikeluarkan bersama uap air.
Berikut prosesnya :
C6H12O6 + O2 → CO2 + H2O
Glukosa + Oksigen → Karbondioksida + Uap air
d. Hati
● Sebagai organ ekskresi, hati berfungsi mengekskresikan zat warna empedu
(bilirubin). Bilirubin dihasilkan dari pemecahan hemoglobin pada eritrosit.
Eritrosit memiliki waktu hidup 100 – 120 hari karena tidak memiliki
inti sel, membran selnya bergesekan dengan pembuluh kapiler darah, tidak dapat membentuk
komponen baru untuk menggantikan sel yang rusak.
● Berikut struktur hati :
● Eritrosit yang rusak dihancurkan oleh makrofag
dalam
hati
dan
limpa;
hemoglobin dipecah menjadi
menjadi zat besi, globin dan
hemin. Zat besi dibawa ke sumsum merah
tulang untuk membentuk hemoglobin baru; globin dipecah mejadi asam amino
untuk pembentukan protein; hemin diubah menjadi zat warna hijau atau
biliverdin.
● Biliverdin
diubah menjadi zat warna kuning
oranye atau bilirubin. Bilirubin dikeluarkan bersama getah empedu ke usus
dua belas jari menuju usus besar. Dalam usus besar,
bilirubin diubah menjadi urobilinogen; urobilinogen diubah menjadi
urobilin sebagai warna kuning
pada urine dan sterkobilin sebagai warna coklat pada feses.
● Berikut proses pemecahan
eritrosit :
● Sel hati menghasilkan 800 – 1000 mL getah empedu perhari. Getah
empedu mengandung air, garam empedu
(natrium dan kalium), lesitin, kolestrol, pigmen empedu dan beberapa ion. Jika getah empedu kekurangan lesitin,
garam empedu, kebanyakan kolesterol, maka kolestrol tersebut membentuk batu kristal (batu
empedu).
● Jika batu
empedu
terus
terbentuk
akan
menyumbat
saluran
empedu,
sehingga getah empedu tidak dapat dikeluarkan
menuju usus halus. Penanganan untuk
mengatasi batu empedu yaitu minum obat pelarut batu empedu, terapi dengan
gelombang ultrasonik, sinar laser,
dan operasi.
● Hati memiliki kemampuan menetralisir
racun
dan
menghasilkan
getah
empedu. Hati juga berperan mengubah
NH3 (amonia) yang akan dibuang melalui kulit dan ginjal.
e. Gangguan
sistem ekskresi
● Gangguan
sistem ekskresi yaitu nefritis, batu ginjal, albuminuria, hematuria, diabetes insipidus, kanker ginjal, jerawat dan biang
keringat.
● Nefritis : peradangan nefron yang disebabkan infeksi bakteri Streptococcus.
Nefritis mengakibatkan masuknya kembali asam urat
dan urea ke pembuluh darah (uremia), adanya penimbunan air di
kaki karena reabsorpsi air terganggu (edema). Penanganan nefritis adalah dengan cuci darah (dialisis) dan cangkok
ginjal (transplantasi ginjal).
● Berikut gambar penderita
nefritis :
● Dialisis adalah
cara
yang
dilakukan
ketika
ginjal
tidak
dapat
berfungsi
dengan baik atau mengalami kerusakan, namun kekurangannya penderita
harus terus menerus melakukan dialisis selama periode waktu tertenu.
Sehingga, cara lain yang dapat
mengobati kerusakan ginjal yaitu dengan transplantasi ginjal.
● Transplantasi ginjal adalah operasi yang dilakukan dengan cara
memberikan ginjal yang sehat dari
orang lain (pendonor) kepada pasien kerusakan ginjal. Namun beresiko
seperti penolakan tubuh
terhadap organ ginjal yang diberikan. Jadi, penderita
yang telah mendapatkan
transplantasi harus mengonsumsi obat tertentu untuk mencegah reaksi penolakan
tubuh.
● Batu ginjal : adanya endapan
garam kalsium dalam pelvis renalis,
saluran ginjal, atau kandung
kemih; berbentuk kristal yang tidak dapat larut; mengandung kalsium
oksalat, asam urat dan kristal kalsium fosfat. Endapan
terbentuk jika terlalu banyak mengonsumsi garam mineral, kurang minum air dan
sering menahan kencing.
● Selain itu, vitamin
C dalam dosis tinggi meningkatkan resiko batu ginjal, karena sebagian vitamin C tidak diserap
tubuh akan dikeluarkan melalui urine sebagai
oksalat yagn merupakan komponen batu ginjal. Jadi, jumlah citamin C yang masuk
ek tubuh harus sesuai dengan kebutuhan.
● Batu ginjal yang kecil dapat keluar melalui
urine, tapi seringkali sakit. Batu ginjal yang besar bisa dikeluarkan melalui operasi. Upaya
mencegah batu ginjal yaitu minum air cukup, kurangi konsumsi
garam dan jangan menahan kencing.
● Berikut contoh batu ginjal
:
● Albuminuria : adanya kerusakan pada glomerulus, sehingga
terdapat protein pada urine. Albuminuria terjadi akibat kurangnya asupan
air ke tubuh sehingga memperberat kerja ginjal;
konsumsi banyak protein, kalsium dan vitamin
C membuat glomerulus
bekerja ekstra dan meningkatkan resiko kerusakan.
● Upaya untuk mencegah
albuminuria yaitu mengatur
jumlah garam, protein dan vitamin
C yang dikonsumsi,
menjaga pola hidup
sehat dnegan gizi seimbang.
● Hematuria : penyakit yang ditandai dengan adanya sel – sel darah merah pada urine; disebabkan sakit pada
saluran kemih akibat gesekan dengan batu ginjal dan infeksi
bakteri pada saluran kemih. Penangannya yaitu memberi antibiotik untuk
membersihkan bakteri pada saluran kemih.
● Upaya mencegah hematuria
yaitu segera buang air kecil ketika sudah ingin, membersihkan tempat keluarnya
urine dari depan ke belakang untuk menghindari masuknya bakteri dari dubur dan
minum cukup air.
● Diabetes
Insipidus
:
disebabkan
karena
kekurangan
hormon
antidiuretik
(ADH), menyebabkan tubuh tidak dapat
menyerap air sehingga penderita sering ingin buang air kecil secara
terus menerus. Penanganannya yaitu memberi suntikan hormon
ADH
sehingga dapat
mempertahankan pengeluaran urine secara
normal.
● Kanker ginjal : adanya pertumbuhan sel yang tidak terkontrol (sel kanker)
pada tubulus ginjal;
menyebabkan adanya darah
pada urine, kerusakan ginjal, mempengaruhi kerja organ lainnya dan jika menyebar
menyebabkan kematian. Upaya pencegahannya yaitu menghindari bahan –
bahan kimia yang memicu kanker.
● Jerawat (acne vulgaris) : kondisi kulit
yang
ditandai
peradangan
dan
penyumbatan kelenjar minyak;
disebabkan karena kurangnya menjaga kebersihan
kulit sehingga terjadi
penumpukan kotoran dan sel kulit
mati,
faktor hormonal yang merangsang kelejar
minyak pada kulit, pengunaan
kosmetik berlebihan dan konsumsi makanan berlemak berlebihan.
● Jerawat
muncul pada wajah,
leher dan punggung.
Upaya pencegahannya yaitu bersihkan wajah secara rutin, kurangi
makanan berlemak, perbanyak makan buah dan sayur, menjaga aktivitas tubuh, kurangi stres (kontrol stes).
● Biang keringat : kelenjar keringat
tersumbat oleh sel – sel kulit mati yang
tidak dapat terbuang.
Keringat yang terperangkap
menimbulkan bintik – bintik merah disertai gatal. Sel – sel
kulit mati, debu dan kosmetik dapat menyebabkan terjadinya biang keringat.
Biang keringat terjadi
pada wajah, leher, punggung
dan dada.
● Upaya pencegahannya yaitu menjaga kebersihan kulit,
menggunakan
pakaian yang longgar dan menyerap
keringat, apabilak ulit berkeringat, segera keringkan dengan handuk atau tissue. Penanganan biang keringat
yaitu memberi bedak atau salep yang dapat mengobati gatal – gatal.
● Upaya yang dapat dilakukan
untuk menjaga kesehatan sistem ekskresi yaitu mengatur pola makan yang sehat,
banyak minum air putih minimal 2 liter per hari, olahraga teratur dan tidak
menunda buang air kecil.
Komentar
Posting Komentar